Definisi Arus Listrik

Analogi Arus Listrik
Untuk memahami definisi arus listrik, sahabat dapat memperhatikan gambar sungai di bawah. Berdasarkan hukum fisika dan grafitasi air akan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Inilah yang disebut aliran air atau arus air sedangkan banyaknya air yang mengalir setiap detik disebut debit air. Jika ketinggian sama, maka tidak akan terjadi aliran air karena air akan diam di tempat. Perbedaan ketinggian ini disebut dengan tegangan atau beda potensial.

Pada artikel sebelumnya mengenai tegangan listrik dapat dilihat pada gambar sebuah tangki air yang diletakan di ketinggian tertentu. Semakin tinggi posisi tangki air, maka akan semakin besar beda postensial antara tangki dan tanah, artinya arus air pun akan lebih besar. Tidak akan ada arus air tanpa beda ketinggian atau tidak akan ada arus listrik tanpa adanya tegangan listrik (beda potensial).

Arus Listrik

Definisi arus listrik dapat dialalogikan dengan debit air yakni banyaknya butiran air yang mengalir dalam waktu tertentu. Arus listrik adalah banyaknya elektron yang mengalir sebagai muatan listrik dalam satuan waktu. Satuan muatan listrik (Q) adalah Coulomb (C) sedangkan satuan arus listrik adalah Ampere (A) yakni Q/t atau Coulomb/detik.

Jika besar arus konstan, maka besarnya arus listrik dapat ditulis dalam persamaan I=Q/t dimana I adalah arus listrik dalam Ampere (A), Q adalah muatan listrik dalam Coulomb (C), dan t adalah waktu dalam detik. Semakin besar muatan listrik yang mengalir maka akan semakin besar arus listrik, demikian pula sebaliknya.

Keterangan:
1 A (Ampere) = 1000 mA (mili Ampere)
1 mA (mili Ampere) = 1000 uA (mikro Ampere)

Berdasarkan hukum Ohm, arus listrik adalah tegangan (V) dibagi tahanan (R). I=V/R dimana I adalah arus listrik dalam Ampere (A), V adalah tegangan listrik dalam Volt (V), dan R adalah tahanan/ resistansi dalam Ohm.

Untuk lebih memahami definisi arus listrik, dapat dilihat pada gambar di atas. Garis putih putus-putus adalah aliran air pada sebuah sungai yang melewati beberapa percabangan sungai. Air akan terbagi ke setiap percangan sungai yang ada. Warna kuning adalah batu yang menghalangi aliran air, semakin besar batu maka aliran air akan semakin kecil, demikian juga dengan lebar sungai, semakin kecil lebar sungai maka akan semakin kecil air yang mengalir.

Dari analogi di atas, debit air (air yang mengalir dalam waktu tertentu) adalah arus listrik, sungai adalah konduktor untuk media penghantar arus listrik (biasanya berupa kabel listrik), batu adalah resistansi atau tahanan. Jumlah air yang mengalir dari sumber air (hulu sungai) akan sama besar dari jumlah air yang mengalir di setiap simpangan (percabangan). Hal ini sesuai dengan hukum Kirchoff dimana jumlah total arus listrik adalah jumlah arus yang mengalir di setiap percabangan. Dalam persamaan dapat ditulis I=I1+I2+I3, I adalah sumber arus (arus total) sedangkan I1, I2, dan I3 adalah arus yang mengalir di setiap percabangan.

Seperti halnya dengan tegangan listrik, jika dilihat dari bentuk gelombangnya arus listrik juga ada dua jenis yakni arus AC dan Arus DC. Jika sumber tegangan listrik adalah AC (bolak-balik), maka arus yang mengalirpun adalah arus AC, demikian juga sebaliknya.

Popular posts from this blog

Menghitung Arus, Tegangan, Daya, dan Resistansi Pada Rangkaian Seri

Menghitung Arus, Tegangan, Daya, dan Resistansi pada Rangkaian Paralel

Kapasitor atau Condensator