Tragedi Kereta Bintaro

Hari Selasa 10 Desember 2013 sekitar pukul 12.10 AM Metro TV melalui acara Metro Malam memberitakan bahwa korban tragedi kereta Bintaro bertambah satu orang lagi sehingga korban meninggal dunia sampai saat ini bertambah menjadi enam orang.

Kecelakaan transfortasi darat di Idonesia khususnya kereta api kini terjadi lagi di Bintaro Jakarta Selatan dimana kereta api menabrak kendaraan pengangkut bahan bakar dengan kapasitas 24 Kilo Liter tepat di lintasan kereta api. Menurut penjaga lintasan, sinyal peringatan sudah diberikan sebelum kereta api lewat. Seperti biasa beliau menutup pintu lintasan dengan membunyikan alarm peringatan bahwa ada kereta api yang akan melewati jalur tersebut. Menurutnya kendaraan pengangkut bahan bakar tersebut terus menerobos bahkan setelah pintu lintasan tertutup setengah.

Malangnya kendaraan tersebut terdiam tepat di lintasan kereta api, penjaga lintasan pun segera menyuruh pengemudi untuk terus maju, namun kendaraan naas tersebut tetap tidak bergerak sampai kereta api menabraknya. Ledakan dan kebakan pun tak terhindarkan lagi hingga menelan banyak korban.

Versi lain menyebutkan bahwa penyebab tragedi kereta Bintaro adalah tidak bekerjanya pintu lintasan dan tidak ada bunyi alarm peringatan sehingga kendaraan pengangkut bahan bakar tidak tahu bahwa akan ada kereta api lewat. Naasnya kendaraan tersebut berada tepat di lintasa kereta api berbarengan dengan kereta api lewat hingga tabrakan pun tak dapat dihindarkan.

Apapun versinya, mana yang benar dan mana yang salah, yang jelas kecelakaan kereta api sudah terlalu sering terjadi di Indonesia. Lucunya, di era globalisasi teknologi ini masih ada yang masih menyalahkan penjaga lintasan kereta. Apakah pihak pengelola tranfortasi kereta api dan pemerintah tidak mampu membuat suatu sistem berteknologi memadai untuk mencegah terjadinya kecelakaan kereta api khususnya di pintu lintasan? Jangan sampai setiap pintu lintasan kereta api dijaga lagi oleh manusia yang mempunyai sifat lelah, ngantuk, dan capek. Seharunya pintu otomatis dilengkapi sensor khusus yang disinkronisasi antara kereta api yang melaju, kendaraan yang melewati lintasan rel kereta, dan pos penjaga pintu lintasan. Manusia (petugas penjaga pintu lintasan) hanya bekerja sebagai cadangan dalam kondisi darurat apabila pintu tidak tertutup atau alarm peringatan tidak berbunyi ketika kereta api melintas.

Saya pikir, tragedi kereta Bintaro bisa saja terjadi lagi selama tidak ada tindakan serius antara pemerintah dan pengelola transfortasi kereta api. Selain kesadaran para pengendara yang melintasi jalur kereta api, kereta api bawah tanah dan monorel dapat menjadi solusi agar tragedi seperti ini tidak terulang lagi meskipun membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Semoga pihak-pihak terkait dapat bekerjasama dengan pemerintah untuk membenahi segala kekurangan dalam hal transfortasi kereta api termasuk pembenahan di sekitar pintu lintasan kereta api.

Menurut sahabat, apa penyebab utama terjadinya kereta api di Indonesia? Kira-kira apa solusinya?
Saya (author 7Infomedia) turut berduka atas tragedi kereta Bintaro, semoga para korban meninggal dunia dapat diterima di sisi-Nya dan semoga keluarga korban diberi kesabaran dan tetap tabah dalam menghadapi musibah ini. Amin.

Comments

Popular posts from this blog

Menghitung Arus, Tegangan, Daya, dan Resistansi Pada Rangkaian Seri

Kapasitor atau Condensator

Menghitung Arus, Tegangan, Daya, dan Resistansi pada Rangkaian Paralel