Kota Dayeuhkolot Belum Bebas Banjir

Berita penting dan perlu kali ini masih seputar banjir di Dayeuhkolot, kota kecil di Kabupaten Bandung.
Warga kota Dayeuhkolot dan sekitarnya masih merasa belum aman di musim penghujan tahun ini, pasalnya setiap kali turun hujan sering kali diikuti luapan air sungai Citarum hingga menyebabkan banjir. Di tahun 2013 ini, menurut beberapa penduduk di sana, kondisi banjir tidak lagi bisa diprediksi padahal curah hujan relatif lebih kecil dari tahun-tahun sebelumnya. Bukan saja akibat luapan sungai Citarum yang sudah tidak mampu menampung air, tetapi juga akibat rusak dan tidak terkondisinya saluran air di sekitar jalan raya sehingga sering menyebabkan banjir lokal.

Meski mendapat bantuan dari pemerintah daerah kabupaten Bandung berupa makanan, pakaian, dan rumah susun sementara di Baleendah Kabupaten Bandung, tetapi bantuan tersebut mereka rasakan masih sangat kurang. Mereka menginginkan bantuan yang lebih real yaitu tindakan preventif untuk mencegah musibah banjir datang kembali di musim penghujan tahun depan.

Tindakan pemerintah yang mereka harapkan adalah perbaikan jalan raya beserta saluran air yang memenuhi syarat. Disamping itu proses pengerukan (memperdalam) sungai Citarum pun harus dilakukan jauh hari sebelum musim hujan datang. Perlengkapan pertolongan evakuasi juga sangat mereka butuhkan terutama di wilayah-wilayah rendah yang sering terjebak banjir.

Kondisi seperti ini menandakan bahwa kota Dayeuhkolot belum bebas banjir, padahal jika terjadi banjir sebentar saja dapat menggangu aktifitas sehari-hari yang dirasakan tidak hanya oleh warga setempat tetapi warga luar Dayeuhkolot yang melewati jalan raya sekitar itu ikut terhambat karena jalur transfortasi mati total. Proses belajar siswa-siswi sekolah pun tentunya akan sangat terganggu. Mereka yang biasanya sempat belajar dan menghapal di rumah, kali ini harus membantu orang tua mengangkat barang-barang untuk dipindah ke tempat yang lebih tinggi.

Para siswa sekolah terkadang harus melewati genangan air setinggi 50 centimeter (bahkan bisa lebih) untuk mencapai sekolah atau untuk mencapai jalan raya. Sebagai rasa kebersaaan dan solidaritas, tidak jarang teman-teman mereka sengaja menjenguk ketidak hadiran temannya akibat musibah banjir yang melanda rumahnya. Seperti foto di bawah terlihat siswi M.Ts. Persatuan Islam 3 Pameungpeuk tengah berfoto bareng ketika mereka menjenguk teman mereka di Dayeuhkolot. Terlihat POM Bensis di pertigaan jalan menuju Banjaran dan Ciparay masih tergenang air setinggi lutut.

Siswi M.Ts. Persatuan Islam 3 Pameungpeuk foto bareng
di tengah luapan air Citarum Dayeuhkolot

Di tengah luapan sungai Citarum, mereka terlihat bergembira dan masih bisa tersenyum sekedar menghibur teman mereka yang terkena musibah banjir di Dayeuhkolot. Para siswi ini sengaja datang untuk melihat kondisi sahabat mereka yang beberapa hari tidak bisa hadir mengikuti pelajaran seperti biasa sekaligus memberi bantuan sesama sahabat alakadarnya, dan yang terpenting mereka selalu memberi dukungan dan motivasi agar selalu semangat belajar.

Siswi M.Ts. Persatuan Islam 3 Pameungpeuk foto bareng
di tengah luapan air Citarum Dayeuhkolot

Comments

Popular posts from this blog

Menghitung Arus, Tegangan, Daya, dan Resistansi Pada Rangkaian Seri

Kapasitor atau Condensator

Menghitung Arus, Tegangan, Daya, dan Resistansi pada Rangkaian Paralel