Kaulinan Urang Sunda Baheula

Permainan orang Sunda dulu (Basa Sunda: Kaulinan Urang Sunda Baheula) tampaknya mulai punah. Banyak generasi muda Sunda yang tidak tahu permainan-permainan yang sering dimainkan oleh orangtua mereka (generasi sebelumnya) dahulu. Permainan tradisional seperti ini seharunya mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah Jawa Barat dan dari pemerintah pusat sebagai bentuk pelestarian tradisi, seni dan budaya bangsa.

Kaulinan Urang Sunda Baheula
Photo Credit: Cianjur Cyber City
Jika pelestarian budaya daerah seperti ini dibiarkan tanpa kepedulian pihak-pihak terkait, tidak mustahil ekistansinya akan lenyap dari bumi Priangan. Padahal kalau kita perhatikan dengan seksama, Kaulinan Urang Sunda Baheula, selain dapat dimainkan anak-anak tanpa biaya, juga dapat memupuk persahabatan dan kepedulian di antara mereka. Secara tidak langsung rasa sosial dan solidaritas dapat dibangun sedini mungkin.

Terlalu sulit mungkin, di zaman teknolgi serba canggih ini, anak-anak lebih tertarik dengan suguhan-suguhan modern dari berbagai stasiun televisi ketimbang bermain layaknya orangtua Sunda tempo dulu. Mereka lebih enjoy ketika SMS-an, BlackBarry-an, dan Chatting di Facebook melalui aneka gadget dibanding memainkan Kaulinan Urang Sunda Baheula yang justru dari sudut pandang tertentu lebih bermanfaat.

Bukan berarti tidak boleh menonton televisi, bukan berarti tidak boleh menggunakan berbagai gadget, tetapi yang perlu digarisbawahi adalah ketidakseimbangan pendidikan serta penerapan khususnya bagi anak-anak antara teknologi modern dan seni budaya daerah. Apa artinya sebuah negara tanpa keberadaan budaya daerah. Kaulinan Urang Sunda Baheula yang kini sudah hampir punah tersebut antara lain:
  1. Galah
  2. Perepet Jengkol Jajahean
  3. Sondah
  4. Pacubrek-cubrek Uang
  5. Ucing Sumput
  6. Rerebonan
  7. Ucing Bancakan
  8. Ngadu Panggal
  9. Oray-orayan
  10. Gatrik
  11. Sorodot Gaplok
  12. Egrang
  13. Congklak

Untuk melestarikan Kaulinan Urang Sunda Baheula sebagai salah satu permainan tradisional dan sebagai kekayanan kebudayaan Indonesia tentunya tidak bisa mengandalkan anak-anak tetapi perlu campur tangan banyak pihak. Dalam hal ini, orangtua dan guru di lingkungan sekolah memegang peranan penting untuk menyampaikan, menjelaskan, dan memainkan tradisi Sunda seperti ini.

Comments

Popular posts from this blog

Menghitung Arus, Tegangan, Daya, dan Resistansi Pada Rangkaian Seri

Menghitung Arus, Tegangan, Daya, dan Resistansi pada Rangkaian Paralel

Kode dan Notasi Komponen Elektronika dan Listrik